Rabu, 14 Januari 2015

PROPOSAL PENELITIAN ANALISDIS LABA ATAU ARUS KAS SEBAGAI PARAMETER KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN SIKLUS HIDUP MPERUSAHAAN



PROPOSAL
ANALISIS LABA ATAU ARUS KAS SEBAGAI PARAMETER KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN
( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KUPANG )

PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS LABA ATAU ARUS KAS SEBAGAI PARAMETER KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN
( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KUPANG )


A.    Latar Belakang

Laporan keuangan yang telah dipublikasikan mengandung berbagai informasi-informasi penting bagi internal maupun eksternal perusahaan dan pengguna laporan keuangan lainnya.Tujuan laporan keuangan menurut IAI yaitu laporan keuangan yang dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan guna membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban menejemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Investor akan menilai kinerja perusahaan berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan pada setiap periode akuntansi, karena laba dianggap sebuah nilai yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan akan tetapi banyak peneliti yang menyatakan bahwa laba dinilai kurang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan laba lebih mudah untuk dimanipulasi. Manipulasi ini biasanya dilakukan melalui penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan transaksi yang sama dengan tujuan menampilkan earning yang diinginkan (Meythi, 2006). Parameter selanjutnya yang dianggap lebih relevan dalam pengukuran kinerja perusahaan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas lebih bisa menjelaskan penggunaan kas.Baridwan (1997) menyatakan informasi arus kas ternyata memberikan nilai tambah bagi para pemakai informasi laporan keuangan.
Penilaian kinerja perusahaan yang didasarkan atas laba dan arus kas suatu perusahaan kemudian dikembangkan lagi menurut siklus hidup perusahaan. Tingkat laba dan penggunaan kas akan berubah ketika perusahaan berada dalam level siklus hidup perusahaan yang berbeda. Hal ini berarti investor harus menentukan laba atau arus kas yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja perusahaan yang berada pada tahap hidup yang berbeda. Penelitian Black (1998) dan Juniarti dan Limanjaya (2005) digunakan sebagai contoh atas penelitian ini, hasil penelitian Black (1998) menunjukkan bahwa laba lebih relevan dari pada arus kas untuk perusahaan dalam tahap bertahan (Mature) dan arus kas lebih relevan dari pada laba untuk perusahaan yang baru berdiri (Start­Up), pertumbuhan (growth) dan pada tahap penurunan (decline). Menurut Juniarti dan Limanjaya (2005) membuktikan bahwa pada tahap growth, cash flow dapat dibuktikan lebih memiliki value-relevant dibanding net income.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukanolehRiza Dwi Lailatul Qodriyah(2012). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan dengan mengambil sampel dari perusahaan manufaktur diIndonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah diklasifikasikan oleh Indonesian Capital Market Directory tahun 2008. Perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian inisebanyak 128 perusahaan dengan tiga tahun penelitian yaitu tahun 2005-2007. Perusahaan yangmenjadi sampel kemudian diklasifikasikan ke dalam tahap siklus hidup perusahaan dengan menggunakan metode pengklasifikasian menggunakan cash flow patterns.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laba dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan pada saat awal dan arus kas sebagai alat ukur kinerja perusahaan saat perusahaan berada pada tahap pertumbuhan. Alat ukur untuk tahap bertahan adalah laba danarus kas. Penelitian ini tidak dapat menguji alat ukur yang relevan pada tahap penurunan karena jumlah perusahaan yang masuk dalam klasifikasi tahap penuruanan hanya enam perusahaan dengan tiga tahun observasi. Jumlah tersebut kurang dari jumlah minimal yang di syaratkan untuk penelitian yakni 30 observasi.
Berdasarkan latar belakang masalah menjadi penelitian "Apakah laba atau arus kas yang harus digunakan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan siklus hidup perusahaan?"
B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian ini adalah laba atau arus kas sebagai parameter kinerja perusahaan berdasarkan siklus hidup perusahaan.

C.  Persoalan penelitian
Apakah laba atau arus kas yang harus digunakan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan siklus hidup perusahaan.
D.  Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk menampilkan data keuangan yang sebenarnya karena nilai yang ditampilkan dalam laporan keuangan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, baik dari pihak internal maupun eksternal perusahaan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Bagi investor dan kreditur, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atas penggunaan laba dan arus kas sebagai alat ukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan perusahaan.
E.  LANDASAN TEORI
1.   Laba
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Dalam teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonomi mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonomi, fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya berbagai definisi untuk laba.
 2. Arus Kas
Informasi arus kas ternyata memberikan nilai tambah bagi para pemakai informasi laporan keuangan (Baridwan, 1997). Reeve, et al (2007), Kegunaan laporan arus kas untuk mengevaluasi aktivitas operasi dimasa lalu serta untuk memprediksi aktivitas investasi dan finansial di masa depan. Menurut IAI dijelaskan arus kas operasi (AKO) diperoleh dari aktivitas penghasilan utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yan mempengaruhi pendapatan dan laba atau rugi bersih. Menurut Kusuma (2003) berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai nilai tambah kandungan informasi laba dan arus kas operasi menunjukkan bahwa arus kas operasi memiliki nilai tambah kandungan informasi ketika laba bersifat transitori maupun ketika laba bersifat permanen, selain itu arus kas operasi lebih bisa memberikan nilai tambah informasi yang dapat diandalkan.
Pengertian Arus Kas menurut Ridwan S. Sundjaya dan Inge Barlian yang berjudul “Manajemen Keuangan I edisi kedua” menyatakan sebagai berikut: “Arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaannya operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut”. (2001:61).
Menurut Darsono dan Ashari (2005:90) : “Arus Kas yaitu suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”
Menurut Lemer (1971) menyatakan, bahwa arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.
Menurut Graham Mott (1985) menyatakan bahwa istilah arus kas biasa digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah : ”Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:257), yaitu: “Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, penbiayaan dan investasi”.Menurut Harry Supangkat (2003:33) yaitu: “ringkasan mengenai transaksi dalam bentuk kas yang berasal dari tiga macam kegiatan yang dilakukan perusahaan yaitu Kegiatan Operasi, Kegiatan Investasi dan Kegiatan
 3. Kinerja Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah ukuran tingkat keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya keuangan perusahaan, terutama pada pengelolaan investasi sebagai upaya untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham (Elizabeth, 2000:76-85). Kinerja perusahaan tersebut merupakan hasil dari serangkaian proses bisnis dengan mengorbankan berbagai sumber daya, baik sumber daya manusia maupun keuangan perusahaan. Di pasar modal, para investor menilai tingkat kinerja saham perusahaan menggunakan parameter laba akuntansi dan arus kas.
Untuk keadaan pasar modal Indonesia pertimbangan investasi masih banyak didasarkan pada informasi non - akuntansi (Parawiyati dan Baridwan, 1998:2-3). Informasi non-akuntansi yang penting untuk mengukur kinerja saham perusahaan di antaranya adalah informasi tentang pendidikan manajer sebagai human capital
yang dimiliki perusahaan.
4.  Siklus Hidup Perusahaan (Life Cycle of Firm)
Ciri-ciri perusahaan pada tahap Awal (Start-Up) menurut Sutarno (2002) adalah volume penjualan awalnya rendah, menderita kerugian akibat adanya start up costs dan tingkat likuiditasnya rendah. Sebagian besar dana adalah pinjaman. Umumnya perusahaan tidak membagikan dividen.Tahap pertumbuhan, perusahaan mengalami peningkatan penjualan, keuntungan, likuiditas dan peningkatan rasio ekuitas terhadap hutang serta mulai membayar dividen. Mulai melakukan diversivikasi dalam lini produk yang berhubungan erat (Sutarno, 2002). Menurut Soepratikno dan Hartono (2005) perusahaan pada masa pertumbuhan akan melaporkan laba yang belum stabil.
Perusahaan mengalami puncak penjualan pada tahap bertahan (maturity) tetapi mengalami penurunan laba akibat kompetisi harga. Tingkat likuiditasnya tinggi dan perusahaan menjadi cash cow. Perusahaan mampu membayar dividen yang tinggi, akuisisi eksternal merupakan cara yang menarik bagi perusahaan untuk menginvestasikan dana yang berlebihan secara menguntungkan (Sutarno, 2002). Menurut Soepratikno dan Hartono (2005) perusahaan pada masa maturity pangsa pasar perusahaan sudah semakin kuat sehingga mampu menghasilkan laba yang stabil. Bagi perusahaan yang telah stabil biasanya dapat memprediksi laba ditahan-tahun yang akan datang sehingga perusahaan berani untuk mengumumkan deviden yang tinggi. Tahap penurunan (decline) merupakan tahap dimana perusahaan mengalami penurunan disegala hal, seperti penjualan yang menurun tiap tahunya yang diikuti pula oleh penurunan laba yang diperoleh, penurunan jumlah dalam pembagian dividen. Menurut Sutarno (2002) permintaan akan produk yang diproduksi perusahaan rendah. Perusahaan mengalami penurunan penjualan secara signifikan sehingga terjadi kerugian dan pembayaran dividen terhenti.
Dalam proses penyusunan anggaran, berbagai usulan kegiatan yang diajukan oleh manajemen menengah dihitung dampaknya terhadap pendapatan dan biaya. Perubahan pendapatan dan biaya yang diperkirakan akan terjadi tersebut kemudian dipertimbangkan dampaknya terhadap berbagai parameter tersebut diatas (impas, margin ofsafety, sub down point, dan degree of operating leverage). Berbagai parameter tersebutlah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan penting dalam memutuskan pemilihan usulan kerja. Untuk mempertimbangkan apakah manajemen puncak akan menerima usulan kegiatan yang diajukan manajemen menengah tersebut.
Manajemen puncak memberikan informasi pendapatan diferensial dan informasi biaya deferensial dalam tahun anggaran yang akan datang. Pendapatan deferensial dan biaya deferensial tersebut diperlukan oleh manajemen untuk mengetahui dampak usulan anggaran tersebut terhadap laba yang diperoleh perusahaan dalam tahun anggaran yang akan datang.
5. Klasifikasi Siklus Hidup Perusahaan
Pengklasifikasian siklus hidup perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan pengklasifikasina dilakukan oleh Dickinson (2007) dan kemudian diterapkan dalam penelitian Diah (2009) yaitu menggunakan metode arus kas. Metode arus kas dianggap lebih sesuai dalam menggelompokkan perusahaan dalam siklushidupnya. Berikut kriteria untuk pengklasifikasian perusahaan:
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Siklus HidupPerusahaan
Arus KAS
Awal
Tumbuh
Bertahap
Turun
Operasional

(-)
(+)
(+)
(-)
Investasi
(-)
(-)
(-)
(+)
Pendanaan
(-)
(+)
(-)
(+/-)
Sumber: Dickinson (2007).
F.   KONSEP, INDIKATOR EMPIRIK DAN SKALA PENGUKURAN
1.      Konsep
Berdasarkan rumusan masalah maka ada tiga konsep utama yaitu :
a.       Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
b.      Arus Kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaannya operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut.
c.       Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
2.      Indikator Empirik dan Skala Pengukuran
Berdasarkan rumusan konsep penelitian maka berikut ini akan di sajikan penataan konsep, indikator empirik dan skala pengukuran konsep sebagai berikut :
No
Konsep
Indikator Empirik
Skala Pengukuran
1
Laba
-          Kenaikan modal
-          Laba kotor
-          Laba operasional
-          Laba sebelum pajak
-          Laba bersih
Rasio
2
Arus Kas
-          Laporan informasi
-          Investasi
-          Perubahan arus kas
Rasio
3
Kinerja Perusahaan
-          Tingkat Keberhasilan
Rasio

G.  METODE PENELITIAN
     1.  Populasi dan Sample
1.1. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tahun 2009-2013.
1.2. Sample
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah hanya data keuangan dari tahun 2009 – 2013.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, pengambilan data kuantitatif (laporan keuangan perusahaan).
3. Teknik Analisis Data
Metode penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda, dimana variabel dependen dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel independen. Persamaan regresi berganda secara matematik dalam penelitian ini sebagai berikut:
NPEit = a + β1.LBit + β2.AKOit + β3.AKIit + β4.AKPit + e
Keterangan:
NPEit
= Kinerja Perusahaan
LBit
= Laba bersih sebelum pajak
AKO
= Arus Kas Operasi
AKI
= Arus Kas Investasi
AKP
= Arus Kas Pendanaan
Α
= Konstanta
β1
= Parameter LB
β 2
= Parameter AKO
β 3
= Parameter AKI
β 4
= Parameter AKP
E
= Faktor pengganggu
   Peneliti melakukan uji asumsi klasik

sebelum melakukan uji asumsi klasik merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan pada uji regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil dari penelitian ini bisa diandalkan sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan secara akurat.
H.   Kerangka Pemikiran dan Defenisi Operasional
Laba yang digunakan adalah laba bersih sebelum pajak yakni penjualan dikurangi biaya-biaya selain pajak. Arus Kas Operasi adalah Arus kas dari aktivitas operasi meliputi penerimaan dan pengeluaran kas. Arus Kas Investasi adalah Arus kas dari aktivitas investasi meliputi aktivitas dalam menambah atau mengurangi aktiva. Arus kas pendanaan adalah Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi transaksi pinjaman, pengembalian hutang dan pembayaran deviden.
ARUS KAS
(X2)
LABA
(X1)
KINERJA PERUSAHAAN (Y)
Berdasarkan terori diatas, maka dibangun kerangka pemikiran penelitian ini sebagai berikut :





Keterangan :
Y  = Kinerja Perusahaan
X1 = Laba
X2 = Arus Kas
1.  Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2009). Gambaran tentang data dapat dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi.
2.  Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu akan terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji Kolmogorof-Smirnov. Cara untuk mengetahui data penelitian terdistribusi dengan normal yaitu dengan melihat nilai Kolmogorov- Smirnov dan nilai probabilitas (Asymp.Sig.) pada tiap-tiap variabel yang diuji yakni diatas 0.05. Uji autokorelasi bertujuan menguji adanya autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.
Pengujian autokorelasi data penelitian ini dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test) yang dibandingkan dengan DW Tabel. Data dikatakan normal atau tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW Tabel dan DW Test memenuhi syarat du<d<4-du.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (Ghozali, 2005). Uji heteroskedastisitas manggunakan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pengujian data penelitian tidak terjadi hetoroskedastisitas jika titik-titik pada grafik menyebar di dalam dan diluar angka nol pada sumbu Y.
Menurut Ghozali (2005) uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada atau tidak ada korelasi antar  variabel bebas. Cara mendeteksi terjadinya multikolonieritas dengan melihat nilai VIF dan tolerance. Nilai VIF dan tolerance yang rendah maka data tersebut tidak terjadi multikolonieritas dan jika Nilai VIF dan tolerance yang tinggi maka data tersebut terjadi multikolonieritas.


DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program SPSS.Semarang: Universitas Diponegoro.

Qodriyah, Riza Dwi Lailatul. 2012. Laba atau Arus Kas Sebagai Parametek Kinerja Perusahaan Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis. Vol.1 No. 1

Sutarno,Bagus. 2002. Analisis Pengaruh Labadan Arus Kas Terhadap Siklus HidupPerusahaan Diukur dengan Nilai PasarEkuitas. Tesis. Universitas Diponegoro.

Diah, Umi Prastitining. 2009. Relevansi NilaiLaba dan Arus Kas: Studi Siklus HidupPerusahaan (Metode Cash FlowPatterns). Skripsi. Universitas SebelasMaret.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. StandarAkuntansi Keuangan. Jakarta: SalembaEmpat.

Juniarti dan Limajaya, Rini. 2005. ManakahYang Lebih Memiliki Value Relevance:Net Income Atau Cash Flow (StudiTerhadap Siklus Hidup Organisasi.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7,No.1, 5: 22-42.

Soepratikno dan Hartono.2005. PengaruhAtribut Perusahaan TerhadapRelevansi Laba dan Arus Kas.JurnalRiset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No.3:211-234.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar