PROPOSAL
ANALISIS LABA ATAU ARUS KAS SEBAGAI PARAMETER KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN
( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KUPANG )
PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS LABA ATAU ARUS KAS SEBAGAI PARAMETER KINERJA PERUSAHAAN BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN
( STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KUPANG )
A.
Latar
Belakang
Laporan keuangan yang
telah dipublikasikan mengandung berbagai informasi-informasi penting bagi
internal maupun eksternal perusahaan dan pengguna laporan keuangan
lainnya.Tujuan laporan keuangan menurut IAI yaitu laporan keuangan yang dapat
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan guna
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban
menejemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Investor akan menilai
kinerja perusahaan berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan pada setiap
periode akuntansi, karena laba dianggap sebuah nilai yang dapat mencerminkan
kondisi perusahaan akan tetapi banyak peneliti yang menyatakan bahwa laba
dinilai kurang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan
laba lebih mudah untuk dimanipulasi. Manipulasi ini biasanya dilakukan melalui
penggunaan metode akuntansi yang berbeda dengan transaksi yang sama dengan
tujuan menampilkan earning yang diinginkan (Meythi, 2006). Parameter
selanjutnya yang dianggap lebih relevan dalam pengukuran kinerja perusahaan
adalah laporan arus kas. Laporan arus kas lebih bisa menjelaskan penggunaan
kas.Baridwan (1997) menyatakan informasi arus kas ternyata memberikan nilai
tambah bagi para pemakai informasi laporan keuangan.
Penilaian kinerja
perusahaan yang didasarkan atas laba dan arus kas suatu perusahaan kemudian
dikembangkan lagi menurut siklus hidup perusahaan. Tingkat laba dan penggunaan
kas akan berubah ketika perusahaan berada dalam level siklus hidup perusahaan
yang berbeda. Hal ini berarti investor harus menentukan laba atau arus kas yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja
perusahaan yang berada pada tahap hidup yang berbeda. Penelitian Black (1998)
dan Juniarti dan Limanjaya (2005) digunakan sebagai contoh atas penelitian ini,
hasil penelitian Black (1998) menunjukkan bahwa laba lebih relevan dari pada
arus kas untuk perusahaan dalam tahap bertahan (Mature) dan arus kas lebih
relevan dari pada laba untuk perusahaan yang baru berdiri (StartUp), pertumbuhan (growth)
dan pada tahap penurunan (decline). Menurut Juniarti dan Limanjaya (2005) membuktikan
bahwa pada tahap growth, cash flow dapat dibuktikan lebih memiliki value-relevant dibanding net income.
Penelitian
ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukanolehRiza Dwi Lailatul Qodriyah(2012). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
dengan mengambil sampel dari perusahaan manufaktur diIndonesia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dan telah diklasifikasikan oleh Indonesian Capital
Market Directory tahun 2008. Perusahaan manufaktur yang menjadi
sampel penelitian inisebanyak 128 perusahaan dengan tiga tahun penelitian yaitu
tahun 2005-2007. Perusahaan yangmenjadi sampel kemudian diklasifikasikan ke
dalam tahap siklus hidup perusahaan dengan menggunakan metode pengklasifikasian
menggunakan cash flow patterns.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa laba dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan pada
saat awal dan arus kas sebagai alat ukur kinerja perusahaan saat perusahaan
berada pada tahap pertumbuhan. Alat ukur untuk tahap bertahan adalah laba
danarus kas. Penelitian ini tidak dapat menguji alat ukur yang relevan pada
tahap penurunan karena jumlah perusahaan yang masuk dalam klasifikasi tahap
penuruanan hanya enam perusahaan dengan tiga tahun observasi. Jumlah tersebut
kurang dari jumlah minimal yang di syaratkan untuk penelitian yakni 30
observasi.
Berdasarkan latar
belakang masalah menjadi
penelitian "Apakah laba atau arus kas
yang harus digunakan untuk menilai kinerja perusahaan berdasarkan siklus hidup
perusahaan?"
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah,
rumusan masalah penelitian ini adalah laba atau arus kas sebagai parameter kinerja perusahaan berdasarkan siklus hidup perusahaan.
C.
Persoalan
penelitian
Apakah
laba atau arus kas yang harus digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
berdasarkan siklus hidup perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi perusahaan untuk menampilkan data keuangan yang sebenarnya
karena nilai yang ditampilkan dalam laporan keuangan dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan, baik dari pihak internal maupun eksternal perusahaan
untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Bagi investor dan kreditur,
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atas penggunaan laba dan
arus kas sebagai alat ukur kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan tingkat
pertumbuhan perusahaan.
E. LANDASAN TEORI
1. Laba
Laba
adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan
atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi
atau kejadian lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang
timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi pemilik (Baridwan, 1992: 55).
Pengertian
laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka
waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan
keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003: 444).
Dalam
teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di
dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam
teori ekonomi, para ekonomi mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan
yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 1997).
Laba
atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan
atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham.
Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya.
Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh
hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional,
laba sebelum pajak, dan laba bersih.
Pengukuran
laba bukan saja penting untuk menentukan prestasi perusahaan tetapi penting
juga penting sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan kebijakan
investasi. Oleh karena itu, laba menjadi informasi yang dilihat oleh banyak
seperti profesi akuntansi, pengusaha, analis keuangan, pemegang saham, ekonomi,
fiskus, dan sebagainya (Harahap, 2001: 259). Hal ini menyebabkan adanya
berbagai definisi untuk laba.
2. Arus Kas
Informasi arus kas ternyata memberikan nilai tambah bagi para
pemakai informasi laporan keuangan (Baridwan, 1997). Reeve, et al (2007), Kegunaan laporan
arus kas untuk mengevaluasi aktivitas operasi dimasa lalu serta untuk
memprediksi aktivitas investasi dan finansial di masa depan. Menurut IAI
dijelaskan arus kas operasi (AKO) diperoleh dari aktivitas penghasilan utama
pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yan mempengaruhi pendapatan dan laba atau
rugi bersih. Menurut Kusuma (2003) berdasarkan penelitian yang dilakukan
mengenai nilai tambah kandungan informasi laba dan arus kas operasi menunjukkan
bahwa arus kas operasi memiliki nilai tambah kandungan informasi ketika laba
bersifat transitori maupun ketika laba bersifat permanen, selain itu arus kas
operasi lebih bisa memberikan nilai tambah informasi yang dapat diandalkan.
Pengertian Arus Kas menurut Ridwan S. Sundjaya dan
Inge Barlian yang
berjudul “Manajemen Keuangan I edisi kedua” menyatakan sebagai berikut: “Arus
kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini
kadang disebut laporan sumber dan penggunaannya operasi perusahaan, investasi,
dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga
selama periode tersebut”. (2001:61).
Menurut Darsono dan Ashari (2005:90) : “Arus Kas yaitu
suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas
perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun”
Menurut Lemer (1971) menyatakan, bahwa arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.
Menurut Graham Mott (1985) menyatakan bahwa istilah arus kas biasa digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.
Menurut Lemer (1971) menyatakan, bahwa arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu, terdiri atas laba sesudah pajak ditambah dengan jumlah penyusutan, sedang rekening utang dan harta tetap tidak berubah.
Menurut Graham Mott (1985) menyatakan bahwa istilah arus kas biasa digunakan untuk menjelaskan laporan keuangan, yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan pajak dan pembayaran dividen, dengan menambahkan kembali beban penyusutan untuk tahun yang bersangkutan.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002;2.2) adalah :
”Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas setara kas ”. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa arus kas merupakan jumlah kas yang
mengalir masuk dan keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dengan kata lain, arus kas adalah perubahan yang terjadi dalam jumlah kas
perusahaan selama suatu periode tertentu.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:257), yaitu:
“Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi, penbiayaan
dan investasi”.Menurut Harry Supangkat
(2003:33) yaitu: “ringkasan mengenai transaksi dalam bentuk kas yang berasal
dari tiga macam kegiatan yang dilakukan perusahaan yaitu Kegiatan Operasi,
Kegiatan Investasi dan Kegiatan
3. Kinerja
Perusahaan
Kinerja perusahaan adalah ukuran tingkat keberhasilan
manajemen dalam mengelola sumber daya keuangan perusahaan, terutama pada
pengelolaan investasi sebagai upaya untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham
(Elizabeth, 2000:76-85). Kinerja perusahaan tersebut merupakan hasil dari
serangkaian proses bisnis dengan mengorbankan berbagai sumber daya, baik sumber
daya manusia maupun keuangan perusahaan. Di pasar modal, para investor menilai
tingkat kinerja saham perusahaan menggunakan parameter laba akuntansi dan arus
kas.
Untuk keadaan pasar modal Indonesia pertimbangan investasi
masih banyak didasarkan pada informasi non - akuntansi (Parawiyati dan
Baridwan, 1998:2-3). Informasi non-akuntansi yang penting untuk mengukur
kinerja saham perusahaan di antaranya adalah informasi tentang pendidikan
manajer sebagai human capital
yang dimiliki perusahaan.
4.
Siklus Hidup Perusahaan (Life Cycle of
Firm)
Ciri-ciri perusahaan pada tahap Awal (Start-Up) menurut Sutarno (2002)
adalah volume penjualan awalnya rendah, menderita kerugian akibat adanya start up costs dan tingkat likuiditasnya
rendah. Sebagian besar dana adalah pinjaman. Umumnya perusahaan tidak
membagikan dividen.Tahap pertumbuhan, perusahaan mengalami peningkatan
penjualan, keuntungan, likuiditas dan peningkatan rasio ekuitas terhadap hutang
serta mulai membayar dividen. Mulai melakukan diversivikasi dalam lini produk
yang berhubungan erat (Sutarno, 2002). Menurut Soepratikno dan Hartono (2005)
perusahaan pada masa pertumbuhan akan melaporkan laba yang belum stabil.
Perusahaan mengalami puncak penjualan pada tahap bertahan (maturity) tetapi mengalami penurunan
laba akibat kompetisi harga. Tingkat likuiditasnya tinggi dan perusahaan
menjadi cash cow. Perusahaan mampu membayar dividen yang tinggi, akuisisi
eksternal merupakan cara yang menarik bagi perusahaan untuk menginvestasikan
dana yang berlebihan secara menguntungkan (Sutarno, 2002). Menurut Soepratikno
dan Hartono (2005) perusahaan pada masa maturity pangsa pasar perusahaan
sudah semakin kuat sehingga mampu menghasilkan laba yang stabil. Bagi perusahaan
yang telah stabil biasanya dapat memprediksi laba ditahan-tahun yang akan
datang sehingga perusahaan berani untuk mengumumkan deviden yang tinggi. Tahap
penurunan (decline) merupakan tahap dimana perusahaan mengalami penurunan disegala
hal, seperti penjualan yang menurun tiap tahunya yang diikuti pula oleh
penurunan laba yang diperoleh, penurunan jumlah dalam pembagian dividen.
Menurut Sutarno (2002) permintaan akan produk yang diproduksi perusahaan
rendah. Perusahaan mengalami penurunan penjualan secara signifikan sehingga
terjadi kerugian dan pembayaran dividen terhenti.
Dalam proses
penyusunan anggaran, berbagai usulan kegiatan yang diajukan oleh manajemen
menengah dihitung dampaknya terhadap pendapatan dan biaya. Perubahan pendapatan
dan biaya yang diperkirakan akan terjadi tersebut kemudian dipertimbangkan
dampaknya terhadap berbagai parameter tersebut diatas (impas, margin ofsafety,
sub down point, dan degree of operating leverage). Berbagai parameter
tersebutlah yang kemudian menjadi dasar pertimbangan penting dalam memutuskan
pemilihan usulan kerja. Untuk mempertimbangkan apakah manajemen puncak akan
menerima usulan kegiatan yang diajukan manajemen menengah tersebut.
Manajemen puncak
memberikan informasi pendapatan diferensial dan informasi biaya deferensial
dalam tahun anggaran yang akan datang. Pendapatan deferensial dan biaya
deferensial tersebut diperlukan oleh manajemen untuk mengetahui dampak usulan
anggaran tersebut terhadap laba yang diperoleh perusahaan dalam tahun anggaran
yang akan datang.
5. Klasifikasi Siklus Hidup Perusahaan
Pengklasifikasian siklus hidup perusahaan yang digunakan dalam
penelitian ini sama dengan pengklasifikasina dilakukan oleh Dickinson (2007)
dan kemudian diterapkan dalam penelitian Diah (2009) yaitu menggunakan metode arus kas. Metode arus kas
dianggap lebih sesuai dalam menggelompokkan perusahaan dalam siklushidupnya.
Berikut kriteria untuk pengklasifikasian perusahaan:
Tabel 1. Kriteria Klasifikasi Siklus HidupPerusahaan
Arus KAS
|
Awal
|
Tumbuh
|
Bertahap
|
Turun
|
(-)
|
(+)
|
(+)
|
(-)
|
|
Investasi
|
(-)
|
(-)
|
(-)
|
(+)
|
(-)
|
(+)
|
(-)
|
(+/-)
|
Sumber: Dickinson (2007).
F. KONSEP, INDIKATOR EMPIRIK DAN SKALA
PENGUKURAN
1.
Konsep
Berdasarkan
rumusan masalah maka ada tiga konsep utama yaitu :
a. Laba adalah kenaikan
modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari
pendapatan (revenue) atau investasi pemilik.
b. Arus Kas adalah ringkasan aliran
kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan
penggunaannya operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta
menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut.
c.
Kinerja perusahaan
merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu
dengan mengacu pada standar yang ditetapkan.
2.
Indikator Empirik dan Skala Pengukuran
Berdasarkan rumusan
konsep penelitian maka berikut ini akan di sajikan penataan konsep, indikator
empirik dan skala pengukuran konsep sebagai berikut :
No
|
Konsep
|
Indikator Empirik
|
Skala Pengukuran
|
1
|
Laba
|
-
Kenaikan
modal
-
Laba
kotor
-
Laba
operasional
-
Laba
sebelum pajak
-
Laba
bersih
|
Rasio
|
2
|
Arus Kas
|
-
Laporan
informasi
-
Investasi
-
Perubahan
arus kas
|
Rasio
|
3
|
Kinerja Perusahaan
|
-
Tingkat
Keberhasilan
|
Rasio
|
G. METODE PENELITIAN
1. Populasi
dan Sample
1.1. Populasi
Yang
menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah laporan
keuangan dari tahun 2009-2013.
1.2. Sample
Yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah hanya data keuangan dari tahun 2009
– 2013.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi, pengambilan data
kuantitatif (laporan keuangan perusahaan).
3. Teknik Analisis Data
Metode penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier
berganda, dimana variabel dependen dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel
independen. Persamaan regresi berganda secara matematik dalam penelitian ini
sebagai berikut:
NPEit = a + β1.LBit +
β2.AKOit + β3.AKIit + β4.AKPit + e
Keterangan:
NPEit
|
= Kinerja Perusahaan
|
LBit
|
= Laba bersih sebelum
pajak
|
AKO
|
= Arus Kas Operasi
|
AKI
|
= Arus Kas Investasi
|
AKP
|
= Arus Kas Pendanaan
|
Α
|
= Konstanta
|
β1
|
= Parameter LB
|
β 2
|
= Parameter AKO
|
β 3
|
= Parameter AKI
|
β 4
|
= Parameter AKP
|
E
|
= Faktor pengganggu
Peneliti melakukan uji asumsi klasik
|
sebelum melakukan uji asumsi
klasik merupakan salah satu syarat yang harus dilakukan pada uji regresi linear
berganda. Pengujian asumsi klasik dilakukan agar hasil dari penelitian ini bisa
diandalkan sehingga bisa digunakan sebagai alat ukur kinerja perusahaan secara
akurat.
H. Kerangka Pemikiran dan Defenisi Operasional
Laba yang digunakan adalah laba bersih sebelum pajak yakni
penjualan dikurangi biaya-biaya selain pajak. Arus Kas Operasi adalah Arus kas
dari aktivitas operasi meliputi penerimaan dan pengeluaran kas. Arus Kas
Investasi adalah Arus kas dari aktivitas investasi meliputi aktivitas dalam menambah atau mengurangi aktiva. Arus
kas pendanaan adalah Arus kas dari aktivitas pendanaan meliputi transaksi
pinjaman, pengembalian hutang dan pembayaran deviden.
ARUS KAS
(X2)
|
LABA
(X1)
|
KINERJA PERUSAHAAN (Y)
|
Keterangan :
Y = Kinerja Perusahaan
X1 = Laba
X2 = Arus Kas
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiono, 2009). Gambaran tentang data dapat
dilihat dari nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), standar deviasi.
2. Uji
Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk menguji variabel pengganggu akan
terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu
uji Kolmogorof-Smirnov. Cara untuk mengetahui data penelitian terdistribusi
dengan normal yaitu dengan melihat nilai Kolmogorov- Smirnov dan nilai
probabilitas (Asymp.Sig.) pada tiap-tiap variabel yang diuji yakni diatas 0.05. Uji autokorelasi
bertujuan menguji adanya autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.
Pengujian autokorelasi data penelitian ini dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (DW Test) yang dibandingkan dengan DW Tabel. Data dikatakan
normal atau tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW Tabel dan DW Test memenuhi
syarat du<d<4-du.
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas (Ghozali, 2005). Uji
heteroskedastisitas manggunakan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Pengujian data
penelitian tidak terjadi hetoroskedastisitas jika titik-titik pada grafik
menyebar di dalam dan diluar angka nol pada sumbu Y.
Menurut Ghozali (2005) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji ada atau tidak ada korelasi antar variabel bebas. Cara
mendeteksi terjadinya multikolonieritas dengan melihat nilai VIF dan tolerance.
Nilai VIF dan tolerance yang rendah maka data tersebut tidak terjadi
multikolonieritas dan jika Nilai VIF dan tolerance yang tinggi maka data
tersebut terjadi multikolonieritas.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali,
Imam. 2005. Aplikasi AnalisisMultivariate dengan Program SPSS.Semarang:
Universitas Diponegoro.
Qodriyah, Riza Dwi Lailatul. 2012. Laba atau Arus
Kas Sebagai Parametek Kinerja Perusahaan Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan.
Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis. Vol.1 No. 1
Sutarno,Bagus.
2002. Analisis Pengaruh Labadan Arus Kas Terhadap Siklus HidupPerusahaan Diukur
dengan Nilai PasarEkuitas. Tesis. Universitas Diponegoro.
Diah,
Umi Prastitining. 2009. Relevansi NilaiLaba dan Arus Kas: Studi Siklus
HidupPerusahaan (Metode Cash FlowPatterns). Skripsi. Universitas
SebelasMaret.
Ikatan
Akuntan Indonesia. 2009. StandarAkuntansi Keuangan. Jakarta:
SalembaEmpat.
Juniarti
dan Limajaya, Rini. 2005. ManakahYang Lebih Memiliki Value Relevance:Net Income
Atau Cash Flow (StudiTerhadap Siklus Hidup Organisasi.Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Vol. 7,No.1, 5: 22-42.
Soepratikno
dan Hartono.2005. PengaruhAtribut Perusahaan TerhadapRelevansi Laba dan Arus
Kas.JurnalRiset Akuntansi Indonesia. Vol. 8 No.3:211-234.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar